Masa Orientasi Peserta Didik (MPLS) merupakan sebuah kegiatan bagi para siswa baru untuk mengenal berbagai macam dimensi tentang lingkungan sekolah yang baru. Mereka bukan hanya mengenal sarana dan prasarana fisik, namun terutama mengenal semangat dasar berupa visi dan misi sekolah yang akan membantu proses pembentukan diri mereka sebagai pribadi yang utuh dan dewasa. Melalui MPLS siswa baru diharapkan dapat mengenal lebih jauh tentang SMA Kolese Gonzaga, terutama mengenai penanaman nilai-nilai kejujuran, komunikasi dan kesederhanaan yang dipilih sebagai tema utama pembentukan karakter.
Tujuan MPLS antara lain:
1. perkenalan siswa terhadap visi dan misi sekolah.
2. siswa mengenali sarana dan prasarana fisik yang tersedia bagi kepentingan belajar mereka, seperti, laboratorium (komputer, bahasa, fisika, dll), ruang kelas, dll.
3. siswa mengenal berbagai macam kegiatan akademis dan non-akademis yang ditawarkan oleh sekolah.
4. siswa mengenal teman-teman lain, para guru, staf dan karyawan sekolah sebagai satu keluarga besar Gonzaga.
5. siswa baru diajak untuk mengenali kebiasaan-kebiasaan unggul (Competence, Conscience, Compassionate Commitment) yang menjadi ciri khas SMA Kolese Gonzaga.
6. melalui proses MPLS siswa dapat memiliki sense of belonging terhadap SMA Kolese Gonzaga.
7. siswa mengenal peraturan dan tata tertib yang diterapkan oleh sekolah. Intinya, MPLS merupakan kegiatan untuk mengenalkan cara hidup di SMA Kolese Gonzaga. MPLS merupakan kegiatan sekolah di mana Moderator menjadi penanggung jawab utama. Dalam pelaksanaannya, moderator dibantu oleh para guru dan siswa yang terbentuk sebagai satu kepanitiaan khusus.MPLS dilaksanakan selama tiga hari dan dimulai pada hari pertama siswa masuk sekolah.
Untuk menghormati pendiri Serikat Yesus (Santo Ignasius Loyola) sekaligus memperingati hari ulang tahun pelindung sekolah (Santo Aloysius Gonzaga) yang jatuh pada tanggal 21 Juni (saat libur sekolah) komunitas Gonzaga merayakan pesta pelindung sekolah dengan mengadakan perayaan Ekaristi untuk mengawali tahun ajaran baru. Acara ini bertujuan untuk menggali visi
pendidikan Yesuit melalui semangat Santo Ignasius Loyola dan Santo Aloysius Gonzaga. Perayaan Ekaristi diadakan setiap tanggal 31 Juli bertepatan dengan Pesta Santo Ignasius Loyola.
Setelah perayaan Ekaristi sekolah mengadakan acara penghargaan kepada siswa yang berprestasi dari kelas X yang naik ke kelas XI dan kelas XI yang naik ke kelas XII. Dalam perayaan ini, para guru dan karyawan diperkenalkan kembali pada seluruh siswa-siswi agar lebih dikenal mereka.
Tujuan pertemuan orang tua kelas X:
1. informasi bidang kesiswaan tentang prinsip dasar pendampingan siswa di SMA Kolese Gonzaga, berupa, tata tertib sekolah, prosedur pendampingan, ekstrakurikuler, pengenalan dengan para guru dan penjelasan tentang agenda siswa kelas X selama setahun.
2. penjelasan tentang kebijakan dan agenda BP oleh staf BP. Arah umum pendampingan BP untuk kelas X adalah proses pengenalan / pemahaman diri siswa.
3. penjelasan tentang kebijakan akademis dan perwalian (kenaikan kelas, penjurusan IPA atau IPS, komunikasi orang tua dengan wali kelas, dll) oleh wali kelas.
Tujuan pertemuan orang tua kelas XI:
1. mengingatkan kembali tata tertib sekolah, jadwal ekstrakurikuler, serta agenda siswa kelas XI, mengevaluasi bagaimana selama ini orang tua telah bekerja sama dengan pihak sekolah dalam pendampingan anakanak mereka.
2. penjelasan tentang kebijakan dan agenda BP oleh staf BP. Arah umum pendampingan kelas XI adalah penumbuhan kesadaran sosial siswa.
3. penjelasan tentang kebijakan akademis dan perwalian oleh wali kelas.
Tujuan pertemuan orang tua kelas XII:
1. mengingatkan kembali tata tertib sekolah, jadwal ekstrakurikuler, serta agenda siswa kelas XII, mengevaluasi bagaimana selama ini orang tua telah bekerja sama dengan pihak sekolah dalam pendampingan anakanak mereka.
2. penjelasan tentang kebijakan dan agenda BP oleh staf BP. Arah umum pendampingan kelas XII adalah penumbuhan dan pemantapan pilihan karir siswa.
3. penjelasan dari wali kelas tentang kebijakan akademis, terutama mengatur waktu agar siswa dapat berhasil dalam UN/US.
4. pertemuan pihak sekolah dengan orang tua biasanya diadakan pada bulan pertama setelah tahun pelajaran baru dimulai. Acara dilaksanakan pada sore hari sehingga tidak mengurangi hari efektif belajar siswa. Yang terlibat dalam acara ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan (moderator), staf BP dan wali kelas. Penanggungjawab kegiatan ini adalah kepala sekolah.
Perayaan 17 Agustus merupakan kegiatan yang dilakukan oleh komunitas guru, karyawan serta para siswa SMA Kolese Gonzaga bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui perayaan ini, warga SMA Kolese Gonzaga merayakan makna kemerdekaan melalui upacara bendera. Tujuan utama perayaan 17 Agustus adalah untuk memperingati jasa-jasa para
pahlawan yang dengan gigih, dan total mengorbankan diri demi kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa, menumbuhkan semangat patriotik, cinta bangsa, memupuk persatuan dalam keberagaman sebagai perwujudan tanggung jawab sebagai warga bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Selain itu juga acara ini memberikan ruang bagi kelompok persiapan Paskib Gonzaga untuk tampil bersama Orchestra SWB – Gonzaga dan menjalin keakraban dan kesatuan seluruh warga SMA Kolese Gonzaga melalui
perlombaan dan permainan yang lucu, ceria, dan gembira. Setelah upacara bendera diadakan acara yang berwujud ekspresi yang dapat mengungkapkan penghargaan terhadap tanah air dan perjuangan para pahlawan. Peringatan 17 Agustus merupakan program tahunan sekolah. Penanggung jawab acara ini adalah Moderator bersama panitia dari para siswa SMA Kolese
Gonzaga, khususnya anggota Paskib, Panitia 17-an, dan Senat (sie olah raga dan kesenian).
Para siswa kelas X akan menjalani psikotes untuk mengetahui minat dan bakat yang mereka miliki. Hasil psikotest ini akan dipakai sebagai bantuan ketika siswa menentukan penjurusan sesuai dengan talenta pribadinya. Melalui psikotest siswa dapat mulai memantapkan karir dan profesinya sehingga berhasil mengoptimalkan segala kemampuannya demi perkembangan dirinya
secara penuh. Dalam kegiatan ini SMA Kolese Gonzaga bekerja sama dengan lembaga test psikologi yang berkompeten untuk mengadakan test tersebut. Test minat dan bakat dilaksanakan pada semester I. Penanggungjawab kegiatan ini adalah BP.
Parent’s gathering (PG) merupakan ajang curah pengalaman orangtua dalam mendampingi pertumbuhan putra-putrinya. Orang tua akan diundang untuk menghadiri acara bersama ini untuk berbagi pengalaman satu sama lain dalam proses pendampingan anak-anak mereka di sekolah maupun di rumah. Pengalaman apa pun yang dibagikan diharapkan bisa menjadi masukan dan semakin meneguhkan tekadnya dalam mendampingi putra-putrinya. Tujuan PG adalah bahwa orang tua dapat membuat evaluasi dan refleksi tentang apa yang telah mereka lakukan selama ini berkaitan dengan pendampingan anak mereka selama di rumah. Koordinator kegiatan ini adalah staf BP dengan difasilitasi oleh seorang ahli yang berkecimpung dalam bidang psikologi dengan tema tertentu sesuai tingkatan kelas.
Career Day merupakan sebuah kegiatan pengenalan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemilihan profesi siswa di masa depan. Para siswa akan mendapatkan informasi tentang pengembangan profesional bagi masa depan mereka melalui berbagi pengalaman yang dilakukan oleh alumnus maupun individu yang relevan untuk itu. Career Day biasanya diisi oleh para alumni
yang telah berkiprah dalam dunia kerja dan praktisi. Kegiatan Career Day ini ditujukan pada para siswa kelas XI agar dapat lebih cepat mengenal pilihan profesi ke depan. Tujuan Career Day ini adalah sebuah pengenalan dini bagi para siswa agar mereka sejak awal telah dapat merencanakan hidup profesionalnya di masa depan, sehingga mereka memperoleh gambaran tentang karir/profesi tertentu di dalam masyarakat, dan bagaimana mereka dapat merencanakan diri untuk mencapai karir tersebut. Melalui Career Day ini para siswa diharapkan bisa memiliki bekal dan mampu mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan tuntutan masing-masing bidang karier yang akan mereka geluti.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes karakter untuk menggambarkan karakter masing-masing siswa. Melalui analisis MBTI, siswa dapat membuat perencanaan ke depan bagi hidup karirnya, mengenali kekurangan yang harus diantisipasi, dan mengembangkan potensi kekuatan kepribadian yang akan membantunya meniti karir dan profesinya di masa depan. MBTI merupakan alat bantu yang dapat dipergunakan siswa sebagai alat proyeksi ke depan dan mengelola risiko yang ditemui dalam perjalanan hidupnya. Hasil tes MBTI ini juga dapat dipakai oleh orang tua untuk membantu mendampingi dan mengarahkan anak-anak mereka agar pembentukan karakter yang sudah dimulai dari sekolah ini berlanjut terus sampai anak ini lulus.
Koordinator MBTI adalah Moderator.
Untuk mengembangkan kemampuan kompetisi di bidang ekstrakurikuler diadakan kegiatan kompetisi olahraga, seni dan sains. Kompetisi diadakan dengan tujuan promosi sekolah dan berlatih berorganisasi serta kerja sama antar sekolah. Oleh karena itu, sekolah akan mengadakan kompetisi olah raga, seni dan sains. Peserta yang diundang adalah murid-murid SD, SMP, dan SMA di Jabodetabek. Kepanitiaan kegiatan ini adalah gabungan dari murid dan guru pendamping untuk melatih kemampuan berorganisasi dan juga kerja sama antara murid dan guru dalam mengadakan kegiatan ini. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini para murid melatih kemampuan leadershipnya dan berelasi dengan sesamanya di sekolah lain agar mampu membuat jaringan kerja sama antar-sekolah.
Jambore merupakan kegiatan yang sifatnya non-akademis, yang dilakukan di alam terbuka dengan model outbound, sehingga siswa dapat merasakan kedekatan mereka dengan alam. Dengan mengalami kehidupan mandiri dalam jambore, siswa dapat mengembangkan kepribadiannya secara utuh dan integral. Tujuan jambore adalah memberikan dasar kemampuan intelektual, pertumbuhan mental, kepribadian, ketrampilan dan tanggung jawab sosial yang nyata dalam diri siswa dalam rangka pembentukan pribadi seutuhnya, pembentukan probadi ini mengutamakan hidup, mengembangkan nurani yang diterangi oleh iman untuk melayani sesama berdasarkan kasih serta kompetensi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya.
Jambore diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Jambore dilaksanakan kurang lebih selama empat hari pada hari efektif. Setelah kegiatan jambore siswa diminta membuat refleksi pengalaman jambore. Koordinator kegiatan ini adalah Moderator dibantu oleh para guru, wali kelas, dan panitia ad hoc jambore kelas XI yang telah menjalani training for trainers dan pelatihan bagi para mentor yang menjadi bagian panitia jambore. Untuk membumikan nilai-nilai yang sudah diperoleh dalam jambore, para siswa kelas X diharapkan membuat refleksi dan niat yang akan dikoordinasi oleh staf Moderator. Refleksi dan niat yang telah dibuat akan dievaluasi pada akhir
semester ganjil.
Training for Trainer Jambore
(TFT) Training for Trainer (TFT) merupakan sebuah pelatihan bagi panitia jambore untuk mempersiapkan diri dalam kegiatan jambore. Panitia jambore ini akan mengadakan pelatihan di tempat di mana akan diadakan acara jambore yang sesungguhnya. Dengan mengenali medan, mereka mampu membuat persiapan yang matang, membuat perencanaan bagi pembentukan kepribadian siswa melalui kedekatan mereka dengan alam. Tujuan utama acara TFT ini adalah supaya panitia jambore dapat melaksanakan programnya dengan baik, dengan cara mengenali medan, membuat jalur-jalur bagi pelatihan yang akan dilakukan pada saat jambore. Acara diadakan setahun sekali. Penanggung jawab acara ini adalah Moderator dibantu dengan panitia khusus.
Studi Ekskursi merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa kelas X dan XI di dalam sekolah maupun di luar sekolah untuk mengenal pengetahuan yang diberikan oleh pihak lain. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kepribadian dewasa para siswa agar mau belajar dan mengembangkan diri terus menerus melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung dari orang lain. Setelah studi ekskursi, siswa diminta membuat aporan evaluasi dan refleksi tentang kegiatan yang telah mereka ikuti. Koordinator kegiatan ini adalah Moderator.
Live in adalah sebuah program pengembangan kepedulian pribadi kepada pihak lain. Para siswa Kelas XI akan diminta tinggal bersama dengan masyarakat untuk belajar dan mengalami secara langsung bagaimana masyarakat di Indonesia menghayati kehidupannya. Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan dapat merasakan, menjelaskan dan mengolah pengalaman kegembiraan dan kesulitan yang dialami oleh masyarakat tersebut. Pengolahan ini akan diwujudkan dalam bentuk refleksi live in yang akan dibuat oleh setiap siswa.
Refleksi live in akan dibantu oleh tim pendamping dalam analisis sosial. Siswa yang menulis refleksi terbaik akan mendapat penghargaan dari sekolah dalam acara Ignatius’ Day. Tujuan utama kegiatan live in adalah mengembangkan semangat kepekaan sosial dan menumbuhkan semangat melayani sebagaimana dialami oleh Santo Aloysius Gonzaga. Semangat Santo Aloysius Gonzaga adalah semangat menjadi sesama bagi yang lain (Men and women for others) Live in merupakan salah satu sarana pembentukan kepribadian yang ditawarkan oleh SMA Kolese Gonzaga bagi para siswanya agar para siswa memiliki kepribadian dewasa yang mau terlibat kepada masalah-masalah kehidupan bersama. Koordinator kegiatan ini adalah Moderator.
A. LDK Calon Senat dan Panitia Kegiatan Siswa
Latihan Dasar Kepemimpinan Senat merupakan sebuah kegiatan pembentukan karakter para siswa, terutama bagi mereka yang terpilih sebagai kandidat pengurus Senat. LDK Senat dilakukan di luar sekolah selama tiga hari.
Tujuan LDK Senat adalah menyeleksi calon pengurus Senat sehingga sekolah dapat memilih para pengurus Senat yang memiliki keunggulan dan ketrampilan organisasi yang baik. Yang berhak mengikuti LDK Senat adalah semua siswa kelas X dan XI yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Tahap pertama seleksi dilakukan oleh Pengurus Senat. Selanjutnya seleksi dilakukan oleh Moderatores. Dalam melakukan seleksi, pihak moderator dapat bekerja sama dengan lembaga pelatihan kepemimpinan yang berkompeten sejauh diperlukan.
Mulai tahun 2011-2012, LDK tidak hanya untuk calon Senat tetapi juga bagi mereka yang berminat untuk terlibat dalam kepanitiaan kegiatan siswa di SMA Kolese Gonzaga karena tujuan utama Kolese didirikan adalah mendidik para calon pemimpin.
B. Pemilu Calon Senat Pemilihan umum (Pemilu)
Senat merupakan kegiatan sekolah dimana seluruh siswa memilih secara demokratis ketua Senat sebagai Presidium.
Setiap siswa memiliki hak satu suara dalam pemilu. Dua minggu sebelum pemilu dimulai, para kandidat yang telah lolos seleksi LDK Senat dapat membuat kampanye di sekolah untuk menyampaikan program-programnya kepada para pemilih dalam bentuk spanduk,
pamflet, dll. Tujuan kegiatan ini adalah memilih ketua Senat yang dikehendaki oleh seluruh siswa. Selain itu, dalam kegiatan ini, para siswa diajak untuk belajar mengalami kehidupan berdemokrasi sehingga mereka memiliki jiwa demokratis dan keterbukaan dalam kehidupan bermasyarakat serta mampu menjadi warganegara demokratis. Koordinator kegiatan LDK
Senat adalah Moderator dibantu Pembina Senat.
Acara ini diadakan dengan maksud untuk melakukan konsolidasi kelas dan memajukan suasana belajar mengajar. Acara yang diselenggarakan di luar proses belajar-mengajar di kelas ini terdiri dari dialog dan sharing pengalaman antara siswa-siswi dan guru-guru. Dengan itu diharapkan siswa-siswi juga para guru semakin menghayati dan menghidupi komunitas kelas. Acara yang merupakan acara wajib bagi kelas X ini melibatkan beberapa orangtua untuk membantu proses penyelenggaraan acara ini. Keterlibatan orangtua dalam proses ini dimaksudkan untuk membangun semangat baru dan rasa peduli terhadap pengembangan pembelajaran di sekolah.
Acara ini bisa divariasi dengan “buka warung” di sekolah yaitu setelah penerimaan rapor mid-semester, para guru bidang studi dapat menerima murid dan orangtua yang ingin berkonsultasi mengenai kekurangan dan hasil studi anaknya. Koordinasi acara ini dilakukan antara Kepala Sekolah, Moderator dibantu oleh Wali Kelas dan tentunya Guru Bidang Studi yang bersangkutan.
Graduation day adalah acara untuk melepas putra-putri kelas XII yang telah berhasil menempuh ujian sekolah dan ujian nasional. Nilai yang akan dibangun dalam acara ini menggantikan acara prom night yang dilakukan oleh para murid di hotel tanpa sepengetahuan sekolah. Sejak tahun ajaran 2006/2007 pesta perpisahan dengan acara prom night akan dihilangkan dan diganti cukup
dengan acara Graduation day ini. Koordinator acara Graduation day ini adalah Kepala Sekolah/Moderator dibantu oleh Kepanitiaan Orang tua siswa kelas XII dan Siswa.
Acara Graduation Day ini dibagi dalam empat tahap. Pertama, misa syukur. Kedua, pengumuman kelulusan yang diadakan pagi hari . Ketiga, acara wisuda dengan pemberian award bagi siswa-siswi yang berprestasi dan, keempat adalah acara ramah tamah atau perpisahan (farewell).
Gonzaga Awards
Pada akhir tahun, SMA Kolese Gonzaga memberikan penghargaan berupa Gonzaga Awards kepada setiap siswa yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Biasanya penghargaan ini diadakan bersamaan dengan acara graduation. Penghargaan ini sepenuhnya menjadi hak Moderator untuk menentukan siapa yang mendapatkan pada tahun itu. Bisa jadi sebuah angkatan tidak mendapat semua Awards ini. Adapun penghargaan yang diberikan adalah:
1. Leadership Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang memiliki keunggulan di bidang kepemimpinan. Mampu menjadi pemimpin yang efektif, bertanggung jawab, reflektif dan afektif.
2. Social Concerns Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang mampu menjadi motor penggerak kegiatan sosial di SMA Kolese Gonzaga, memiliki kepekaan sosial dan kemampuan berbelarasa (compassion) dengan orang lain melalui pemikiran dan perilakunya.
3. Arts Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang mampu menerjemahkan hal-hal konkret hidup harian ke dalam bentuk-bentuk karya seni (seni suara, tari, mural, lukis, dll)
4. Science Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang mampu menjadikan tanda kebanggaan bagi SMA Kolese Gonzaga karena kompetensi akademis yang dimiliki melalui keikutsertaannya dalam berbagai macam kejuaraan akademis di tingkat lokal, nasional dan internasional.
5. Library Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang memiliki kegemaran membaca dan keinginan untuk menempa diri terus menerus melalui kegiatan yang berkaitan dengan perpustakaan, aktif memanfaatkan waktu luang untuk membaca dan mencari informasi melalui perpustakaan.
6. Sports Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang memiliki prestasi di bidang olah raga.
7. Gonzagan Awards
Penghargaan diberikan kepada siswa yang mampu meneladan semangat-semangat santo Aloysius Gonzaga, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, terlibat dalam berbagai macam kegiatan sosial, memiliki kompetensi akademis dan keterbukaan untuk membangun dialog, memiliki kemampuan kepemimpinan yang dapat diandalkan. Singkatnya, mereka yang berjuang sekuat tenaga untuk menghidupi semangat Gonzaga.
8. Academic Awards
Penghargaan ini diberikan kepada siswa yang memiliki prestasi akademis secara konsisten sejak kelas X sampai kelas XII. Usaha untuk membentuk diri menjadi pribadi yang kompeten disertai dengan semangat kerja keras terbukti dari prestasi akademis yang diraihnya sejak awal hingga akhir tahun pelajaran.Penghargaan diberikan pada tingkat kelas, angkatan, dan prestasi Nilai Ujian Nasional.
Kehancuran lingkungan dan penjarahan sumber daya alam serta penggunaan sumber daya alam yang berlebihan telah meningkatkan ancaman krisis ekosistem yang bermuara pada perubahan iklim.Persoalan itu menimbulkan kerentanan terhadap manusia.Untuk itu diperlukan usaha setahap demi setahap yang dapat dimulai dari lingkungan sekolah.
Gonzaga Go Green adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu setahun dengan tema yang berbeda-beda tiap tahunnya. Dasar dari kegiatan ini adalah keterlibatan dan kepedulian komunitas SMA Kolese Gonzaga terhadap lingkungan.
Kegiatan ini meliputi pembiasaan perilaku dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Kegiatan pembiasaan ini meliputi membuang sampah pada tempatnya, mengecek kebersihan kelas setelah jam pelajaran berakhir dan tidak meninggalkan barang-barang pribadi di kelas (tidak membiasakan meninggalkan buku di kelas, menghapus papan tulis, mengisi buku jurnal kelas), menggunakan kertas seminimal mungkin, memanfaatkan barang-barang bekas yang masih dapat digunakan, mematikan sarana yang menggunakan energi listrik setelah kegiatan berakhir, menjaga kebersihan WC (misalnya: menyiram urinoir setelah buang air kecil, membuang pembalut wanita di tempat yang disediakan).
Selain menjaga kebersihan, juga peduli pada sesama dengan mengembalikan piring dan botol minuman ke petugas kantin setelah digunakan, dan lain-lain. Kebiasaan ini diharapkan dilanjutkan di rumah dan di lingkungan masingmasing sebagai penyebarluasan usaha penyelamatan bumi.
Acara diadakan dengan tujuan menumbuhkan kepedulian siswa-siswi terhadap mereka yang tersingkirkan dan terlupakan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Kepedulian ditunjukkan dengan menjual barang keperluan sehari-hari (sembako) maupun pakaian dengan harga yang sangat murah. Barang-barang yang dijual didapatkan dari kreativitas panitia terpilih dan Senat
untuk mendapatkan sumbangan dana dan sembako dari semua siswa-siswi SMA Kolese Gonzaga.
Teknik distribusi ke masyarakat dengan membagikan undangan dalam bentuk kupon langsung ke rumah penduduk yang tidak mampu yang ada di sekitar sekolah. Bersamaan dengan acara ini juga dilakukan Donor darah oleh komunitas SMA Kolese Gonzaga bekerja sama dengan PMI.
Kegiatan ini dilakukan sebagai program tahunan sekolah. Bazar amal dan Donor Darah ini dilakukan di luar jam pelajaran efektif sekolah sehingga tidak mengurangi aktivitas belajar. Penanggung jawab kegiatan adalah Moderator bekerjasama dengan panitia terpilih dan Senat.
Rekoleksi adalah sarana untuk mengolah pengalaman belajar dan berelasi di SMA Kolese Gonzaga sebagai komunitas.Rekoleksi dilaksanakan di jenjang kelas XI.Dengan mengolah pengalaman berkomunitas dalam satu angkatan kelas XI, para murid diajak untuk menyadari siapa dirinya dan siapa pihak-pihak yang menjadi rekan belajarku di SMA Kolese Gonzaga.
Rekoleksi diadakan dalam dua gelombang. Ada pendamping dari para guru dan para frater yang diminta oleh sekolah sebagai pemberi rekoleksi. Pendamping dan pemberi rekoleksi
adalah para guru wali kelas dibantu oleh moderator. Rekoleksi diadakan di luar jam sekolah dan menjadi pola pendampingan rohani bagi kelas XI. Dengan adanya rekoleksi, para murid diharapkan merefleksikan relasinya dengan sesama dan relasinya dengan Tuhan karena salah
satu unsur pendidikan di kolese adalah pembentukan karakter religiusitas dalam diri murid.
Di kelas XII, jenjang terakhir di SMA Kolese Gonzaga, para murid perlu melihat perjalanan selama dua tahun terakir dan mempersiapkan diri untuk menempuh studi di masa depan ke Perguruan Tinggi yang akan dipilih mereka. Oleh karena itu, mereka membutuhkan waktu untuk hening merefleksikan diri dan sejenak mundur dari kesibukan harian mereka. Suasana doa perlu mereka alami sebagai sarana pendampingan kerohanian juga bagi kelas XII sebelum lulus dari almamater mereka.
Bagi murid Kolese, pendampingan kerohanian ini penting karena sisi iman harus mendapatkan perhatian bersama. Kita mendidik siswa untuk menjadi pribadi yang beriman, yang mampu melihat peran serta Tuhan dalam seluruh perjalanan dan masa depan yang akan mereka tempuh..
STAF MODERATOR KOLESE GONZAGA 2023/2024
1. Pater Yulius Suroso, S.J., M.Fil. (Moderator)
2. Fr.Klemens Yuris Widya Denanta, SJ
3. Bpk. Johanes S.M.
4. Ibu Agustina Anie
5. Bpk. P. Hari Prasetyo (Pembina Senat)
6. Bpk. Michael Bobby Christian (Pembina Senat)
7. Ibu Boima Turnip ( Staf Administrasi Kemoderatoran )